Jakarta – Prosus, investor teknologi multinasional, mengakui bahwa sahamnya di Byju, perusahaan pendidikan asal India, saat ini tidak lagi memiliki nilai. Hal ini terungkap dalam laporan kuartalan terbaru Prosus.
Ervin Tu, Chief Investment Officer Prosus, menyatakan bahwa penurunan valuasi Byju menjadi nol disebabkan oleh penurunan nilainya bagi investor ekuitas. Meski demikian, Tu tetap optimis dengan potensi perusahaan untuk bangkit jika dapat memperbaiki tata kelolanya.
Byju saat ini menghadapi masalah keuangan dan tata kelola. Perusahaan terus menunda rilis laporan keuangan dan pendapatannya jauh di bawah proyeksi. “Sudah lebih dari 21 bulan sejak penggalangan dana eksternal terakhir kami. Selama itu kita telah memangkas pengeluaran dan membentuk organisasi yang lebih ramping,” jelas pendiri Byju, Raveendran.
Investor Byju, termasuk Prosus, menuduh manajemen perusahaan berbohong tentang penggalangan dana USD 200 juta yang diumumkan tahun ini. Prosus telah menarik perwakilannya dari dewan komisaris Byju karena menilai perusahaan tidak mengindahkan saran pemegang saham.
HSBC juga menilai harga saham Byju hampir tidak berharga. Riset mereka menyimpulkan bahwa kepemilikan Prosus atas 10% saham Byju tidak lagi dapat diperhitungkan.
Dewan komisaris Byju saat ini hanya diisi oleh pendiri dan keluarganya, yakni Divya Gokulnath (istri) dan Riju Raveendran (adik). Perusahaan akuntansi Deloitte telah mengundurkan diri dari tugas audit karena Byju terus menunda penerbitan laporan keuangan dan tidak menyediakan dokumen keuangan yang diminta.