EmasInvestasi

Harga Emas Perhiasan Picu Inflasi Tertinggi dalam 20 Bulan

×

Harga Emas Perhiasan Picu Inflasi Tertinggi dalam 20 Bulan

Sebarkan artikel ini
emas-jadi-biang-kerok-penyumbang-inflasi-april-2025,-tertinggi-dalam-20-bulan
Emas Jadi Biang Kerok Penyumbang Inflasi April 2025, Tertinggi dalam 20 Bulan

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi *month-to-month* (m-to-m) April 2025 sebesar 1,17 persen, *year-to-date* (y-to-d) 1,56 persen, dan *year-on-year* (y-on-y) 1,95 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,47.

“Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen secara bulanan *atau month to month* atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 107,22 pada Maret 2025 menjadi 184,7 pada April 2025. Secara *year on year* terjadi inflasi 1,95 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi 1,56 persen,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

Pudji menjelaskan bahwa komoditas dominan pendorong inflasi adalah tarif listrik, dengan andil 0,97 persen.

Selain itu, emas perhiasan turut menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen, diikuti bawang merah (0,06 persen), cabai merah (0,04 persen), dan tomat (0,03 persen).

Ia menambahkan, “Selain itu, terdapat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada April 2025, di antaranya cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,08 persen, daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen, dan telur ayam ras dengan andil deflasi 0,04 persen.”

Lebih lanjut, Pudji menuturkan bahwa kelompok kedua penyumbang inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencatatkan inflasi 2,46 persen dengan andil 0,16 persen. Menurutnya, penyumbang utama inflasi dalam kelompok ini adalah emas perhiasan.

\”Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar dalam kelompok ini adalah emas perhiasan. Komoditas emas perhiasan mengalami inflasi pada April 2025 dengan tingkat inflasi tertinggi selama 20 bulan inflasi berturut-turut,” jelas Pudji.

Kenaikan harga emas global, menurutnya, menyebabkan lonjakan harga emas perhiasan. “Meningkatnya inflasi emas perhiasan terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia,” imbuhnya.

Pudji juga menyampaikan bahwa tarif listrik menjadi komoditas paling dominan dalam mendorong inflasi, dengan inflasi 26,99 persen dan andil 0,97 persen. Meskipun tinggi, angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2025.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh faktor teknis penyesuaian tarif, bukan peningkatan konsumsi. “Komoditas tarif Listrik mengalami inflasi pada April 2025 sebesar 26,99 persen dan andil inflasi sebesar 0,97 persen. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi pada Maret 2025,” jelasnya.

Pudji menjelaskan, inflasi tarif listrik disebabkan oleh berakhirnya diskon tarif 50 persen yang berlaku hingga Maret 2025 bagi pelanggan pascabayar. “Sehingga tagihan Maret 2025 dibayarkan April 2025 yang sudah kembali menggunakan tarif normal,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pudji menyampaikan bahwa berdasarkan data historis lima tahun terakhir, inflasi setelah Lebaran cenderung lebih rendah dibandingkan saat Ramadhan dan menjelang Lebaran.

“Tingkat inflasi pasca lebaran pada April 2025 adalah sebesar 1,17 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Maret 2025,” ungkapnya.

Meskipun demikian, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga menjadi penyumbang terbesar inflasi April 2025, dengan kontribusi 0,98 persen.

“Inflasi pada April 2025, utamanya disumbang oleh Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan andil inflasi sebesar 0,98 persen,” tuturnya.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.