Payakumbuh — Kesempatan besar menanti petani jagung di Payakumbuh, yang tak perlu pusing-pusing memikirkan kemana memasarkan produk pertanian mereka itu. Seperti halnya yang dilakukan oleh Kelompok Tani (keltan) Padang Beringin Talao, Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kenagarian Koto Panjang Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina).
Wali Kota Riza Falepi peristiwa penandatanganan nota kesepakatan (MoU) kemitraan keltan dengan pengusaha ternak unggas di Nagari setempat.
Ini merupakan tindak lanjut atas inisiasi yang dilaksanakan Wali Kota Riza Falepi dan Ketua KAN Koto Panjang Dt. Majo Lobiah Nan Putiah saat usai peresmian kampung tangguh Covid-19 di Koto Panjang beberapa waktu lalu.
Wako Riza Falepi mengapresiasi Ketua KAN Koto Panjang Dt. Majo Lobiah Nan Putiah yang sekaligus pelaku peternak unggas yang telah menyetujui kontrak kerjasama dengan kelompok tani, dimana harga jual jagung yang dibeli sudah jelas tertera sesuai dengan kontraknya, sehingga ada kepastian bagi petani.
Riza Falepi berharap jangan sampai ada lahan pertanian yang kosong dan tidak termanfaatkan di Payakumbuh. Riza memaparkan persoalan jagung cukup banyak, misalnya pasca panen, jagung yang dijual harus memenuhi syarat kekeringan tertentu.
“Kadang saat kita menjemur jagung, tidak merata keringnya. Padahal permintaan pasar kualitas hasil panen sangat diperhatikan betul kualitasnya. Insyaallah tahun depan, Kita bantu kelompok tani, dengan mempersiapkan alat pengering berkapasitas 3 ton hingga lebih. Nanti lokasinya operasionalnya di terminal agro,” kata Riza.
Menurut Wako Riza, kebutuhan akan jagung untuk pakan ternak ini sangat tinggi. Puluhan hingga ratusan ton tiap harinya. Untuk petani di Payakumbuh harus mampu untuk memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin.
“Dengan tingginya kebutuhan akan jagung. Tentu ini akan menjadi bisnis yang menguntungkan. Petani jagung bisa kaya, jika mampu melihat peluang ini,” ujar Wako Riza bersemangat.
Kepala Dinas Pertanian Depi Sastra mengatakan dengan adanya kerjasama dengan pola kemitraan ini, antara pengusaha ternak unggas petelur dengan petani jagung, telah menggambarkan sudah ada pasarnya.
Bahkan saat ini saja, kebutuhan pakan yang sangat tinggi, peternak bahkan sampai mengimpor. Untuk itu dalam memenuhi kebutuhan tersebut, kelompok tani didorong memanfaatkan lahan mereka untuk menanam jagung disamping menanam komoditas unggulan lain seperti cabe dan bawang.
“Biasanya petani enggan menanam jagung karena harga yang tak menentu dan pasar yang tak jelas. Untuk Payakumbuh lebih cocok menanam bibit jagung jenis Pioner 32, dengan masa tanam hingga panen selama 4 bulan karena peternak memang menyukai kualitas jagung Pioner 32 ini,” ungkap Depi Sastra.
Untuk saat ini pula, bibit bantuan dinas telah disediakan di anggaran perubahan. Sementara MoU antara pengusaha unggas dan kelompok tani ini terdapat klausul yang menyatakan pengusaha bantu meminjamkan dana pembelian bibit. Nanti saat panen pinjaman dibayar, istilah pertaniannya namanya yarnen atau dibayar saat panen.