Jakarta – Aktor Nicholas Saputra membagikan strategi pengelolaan keuangan pribadinya, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pendapatan sebagai seorang pekerja seni. Ia menekankan pentingnya pola pikir jangka panjang dan investasi konservatif sebagai kunci stabilitas finansial.
Dalam diskusi bertajuk “ARCHITECTURE OF WEALTH” yang berlangsung di Gedung Bursa pada Jumat (20/6/2025),Nicholas menjelaskan bahwa profesinya sebagai aktor dan produser film menuntut perencanaan keuangan yang matang. “Saya enggak dapat gaji bulanan. Saya enggak ada sesuatu pendapatan yang bisa diandalkan setiap bulannya,” ungkapnya.Oleh karena itu, ia merasa perlu untuk “menggaji diri sendiri” setiap bulan melalui pengelolaan keuangan yang terstruktur.
Investasi konservatif menjadi prioritas utama Nicholas dalam menghadapi fluktuasi pendapatan. Ia menekankan perlunya menyesuaikan jenis investasi dengan dinamika dunia pekerja lepas.
Lebih lanjut, Nicholas mengungkapkan bahwa ia hanya mengalokasikan sekitar 20 persen dari total penghasilannya untuk pengeluaran. Sisa dana tersebut dialokasikan untuk tabungan, dana darurat, serta berbagai investasi yang menghasilkan pendapatan pasif. Ia menyarankan agar langkah ini diambil sejak usia muda, ketika tanggungan hidup belum terlalu besar. “Saya hanya spending 20-25 persen dari income saya. Sisanya masuk ke alokasi-alokasi seperti dana darurat, investasi, passive income, dan lain-lain,” jelasnya.
Seiring bertambahnya usia, Nicholas menyadari bahwa kebutuhan hidup cenderung meningkat. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menahan diri dari gaya hidup konsumtif dan memprioritaskan kenyamanan finansial jangka panjang. “Berlatih menekan keinginan dan mendahulukan kebutuhan. Terutama selalu ngeliatnya dalam jangka sangat panjang,” pungkasnya.
