jakarta – Harga emas diprediksi akan mengalami tekanan dalam jangka pendek, meskipun sentimen pasar global menunjukkan adanya perbaikan. Optimisme pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada tahun ini menjadi faktor penyeimbang pergerakan harga emas.
Data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS), yaitu Indeks Harga belanja Konsumsi Pribadi (PCE) inti bulan Mei, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, data tersebut belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Presiden The fed Minneapolis,Neel Kashkari,memproyeksikan adanya dua kali pemangkasan suku bunga di tahun 2025,yang memberikan harapan penguatan harga emas ke depan.
Analis pasar,Andy Nugraha,pada Jumat (27/6/2025) mewaspadai dominasi tekanan bearish seiring membaiknya sentimen pasar global. “Selama belum ada ketegangan geopolitik baru atau sinyal dovish yang kuat dari the Fed, harga emas berpotensi tetap tertekan,” tutup Andy. Pasar saat ini juga tengah menanti pidato dari para pejabat The Fed.
